Suaranusantara.com- Pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing menyebut calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka bukan representasi dari generasi muda.
Emrus menyebut, apa yang dilakukan Gibran pada saat debat keempat pemilihan presiden (Pilpres) 2024, dinilai tidak memiliki etika.
Menurutnya, pada saat Gibran memperagakan seolah-olah sedang mencoba mencari jawaban dari Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, terlihat seperti merendahkan.
“Bahwa ketika itu mencari-cari begitu, kan sama saja dia (Gibran) merendahkan orang lain. Secara etika ketimuran, Pak Mahfud itukan lebih tua,” kata Emrus saat konferensi pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (23/1/2024).
Oleh sebab itu, lanjut Emrus, Gibran bukan merupakan representasi dari kaum muda atau milenial.
“Maka saya terus terang mengatakan bahwa Gibran bukan representasi dari generasi muda atau milenial atau generasi Z. Kenapa, karena generasi milenial atau generasi Z sarat akan menghormati etika,” tegasnya.
Tak hanya itu, Emrus juga menyebut, tudingan mencontek yang dilontarkan Gibran Rakabuming Raka terhadap Muhaimin Iskandar (Cak Imin) pada debat keempat dinilai tidak etis.
“Gibran mengatakan bahwa Muhaimin itu nyontek, tidak pas itu. Dalam konteks perdebatan, tidak boleh menganggap orang lain itu lebih rendah dari kita. Kita harus Egaliter atau sama,” kata Emrus.
Emrus mengatakan, KPU tidak melarang calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) membawa catatan pada saat debat.
“Padahal dalam suatu perdebatan boleh gak membawa catatan, boleh gak membawa data dan peraturan di KPU juga tidak melarang itu. Jadi makan komunikasi yang disampaikan ada yang disebut makna konotatif dan makna denotatif,” ungkapnya.
“Makna konotatif hakekat mana yang disampaikan, bahwa Muhaimin Iskandar nyontek, kan tidak bagus,” lanjutnya.
Emrus menambahkan, diksi mencontek yang dilontarkan Gibran tidak pantas di pertontonkan saat debat formal.
“Ini adalah salah satu yang menurut saya tidak etis dipertontonkan dalam suatu debat formal,” pungkasnya. (IF)
Discussion about this post