Suaranusantara.com- Puteri Komarudin soroti Bank Sentral Spanyol sedang menjalankan uji coba pengembangan mata uang euro digital sebagai bagian dari proyek pilot.
Sejak awal tahun ini, Bank Sentral Spanyol telah melakukan simulasi dengan melibatkan Cecabank, Abanca, dan Adhara Blockchain untuk mengeksplorasi manfaat dan kelayakan euro digital dalam sektor perbankan.
Menyikapi hal ini, Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Puteri Komarudin, mendorong kerja sama antar bank sentral dalam eksplorasi mata uang digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC).
Puteri menyatakan bahwa saat ini bank sentral di banyak negara tengah mendalami mata uang digital. Berdasarkan survei Bank of International Settlements (BIS) pada tahun 2021, 86 persen bank sentral yang disurvei sedang melakukan penelitian terkait CBDC, 60 persen sedang mencoba teknologi, dan 10 persen sedang menjalankan proyek pilot.
Hal ini menunjukkan bahwa negara-negara tersebut memiliki fokus yang sama dalam mengeksplorasi potensi pengembangan CBDC di wilayah masing-masing, termasuk Indonesia dan Spanyol.
Dalam keterangan yang dikutip dari Parlementaria, di Jakarta, Minggu (12/5/2024), Puteri pun mempertanyakan terkait hasil uji coba pengembangan euro digital yang sedang dilakukan Bank Sentral Spanyol.
“Kami harap terjalin kerja sama antarbank sentral dalam mengkaji kelayakan penerapan mata uang digital”
“Setelah berjalan selama 4 bulan, apa saja hasil evaluasi dan tantangan Bank Sentral Spanyol terkait percobaan tersebut. Lalu, kapan kira-kira waktu yang tepat untuk menerapkan CBDC sepenuhnya di Spanyol. Karena pada November lalu, Gubernur Bank Sentral Spanyol menyebut euro digital belum mendesak, tetapi proyek ini tetap perlu dilanjutkan,” urai Politisi Fraksi Partai Golkar itu.
Puteri juga menyampaikan perkembangan terkini terkait pengembangan rupiah digital di Indonesia.
“Awal Maret kemarin, Bank Indonesia juga masih dalam tahap memilih teknologi yang akan digunakan untuk implementasi rupiah digital dan memfinalisasi proof of concept tahap pertama. Selain itu, Bank Indonesia juga masih melakukan piloting dan simulasi terhadap penerapan rupiah digital secara internal. Untuk itu, kami harap terjalin kerja sama antarbank sentral dalam mengkaji kelayakan penerapan mata uang digital,” ucap Puteri.
Menutup keterangannya, Puteri berpesan agar bank sentral bisa mengkaji serta menganalisis secara hati-hati dan komprehensif terkait rencana pengembangan mata uang digital.
“Untuk itu, kami harapkan terjalin pertukaran informasi terkait hasil pengujian, modeling maupun simulasi. Sehingga, kita bisa saling mengetahui potensi dampak maupun risiko yang ditimbulkan dari penerbitan CBDC ini terhadap stabilitas keuangan, moneter, dan perekonomian kita,” tutup Puteri.
Discussion about this post