Suaranusantara.com – Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra akan mempelajari polemik seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2024-2029.
Sebab, menurutnya hal demikian berkaitan dengan dua pemerintahan, maka itu harus disikapi dengam bijak.
“Ya tentu permasalahan polemik terkait dengan capim dan cadewas ini apakah akan dikaji ulang ataupun tetap mengikuti apa yang sudah diserahkan presiden sebelumnya yaitu Presiden Jokowi ke DPR tentu harus disikapi dengan bijak ya, karena ini kan terkait dengan dua pemerintahan,” kata Yudi, Rabu (23/10/2024).
Yudi menegaskan, saat ini yang terpenting bukan prosesnya, melainkan hasilnya.
Dia menyebut penting memilih capim dan cadewas KPK yang berintegritas dan mempunyai rekam jejak baik.
“Bagi saya sekarang adalah bagaimana memilih capim KPK yang berintegritas, mempunyai rekam jejak yang baik,” ujarnya.
Menurut Yudi, melakukan seleksi kembali pada pansel tidak akan menjamin orang-orangnya yang berintegritas.
“Karena jika pun kemudian dimulai dari nol lagi, apakah akan menjamin pansel yang dibentuk adalah orang-orang yang berintegritas? Kemudian yang kedua, orangnya pun 10 capim, cadewas adalah orang-orang yang bagus juga,” ungkapnya.
Discussion about this post