Suaranusantara.com- Ketua Umum NasDem Surya Paloh mengatakan jika demokrasi Indonesia hari ini sudah mengarah pada kapitalistik dan liberalisme.
Hal itu ditanggapi oleh Surya Paloh saat menilai tantangan pada tahun 2029 mendatang.
Bagi Surya Paloh, pemilu tahun 2029 titik terberat bagi demokrasi Indonesia. Pasalnya, pada pemilu mendatang partai membutuhkan logistik sangat besar.
Bahkan, ia tak segan-segan mengatakan jika demokrasi di Indonesia melebihi demokrasi yang dianut oleh Amerika Serikat.
Baca Juga:Â Menteri Imipas Agus Andrianto Gait Polri Berantas Peredaran Narkoba di Lapas
“Ini demokrasi yang super liberal, lebih liberal dari Amerika. Neara ini, negara kita ini, hari ini, ada konsekuensinya dengan kebebasan yang absolute seperti ini” ucap Surya Paloh dalam Rapat Koordinasi Dewan Pertimbangan NasDem se-Indonesia di NasDem Tower, Jumat (14/2/25).
Surya menyinggung, pilpres di AS tak hanya mengenal istilah popular vote atau suara terbanyak, tapi juga electoral vote alias suara elektoral. Pada Pilpres AS 2016, ia mencontohkan, capres dari Partai Demokrat Hillary Clinton dinyatakan kalah dari Donald Trump yang merupakan capres dari Partai Republik meski mengantongi suara terbanyak.
Baca Juga:Â Kapolri Listyo Sigit Prabowo Pimpin Serah Terima Jabatan 22 Perwira Tinggi, Berikut Daftarnya
“Kalau di Indonesia, yang menang Hillary. Karena dia (menang) popular vote. Kita ini langsung. Di sana (yang menang) Trump (dengan sistem elektoral),” imbuhnya
Discussion about this post