SuaraNusantara.com – Wanita berpistol yang mencoba menerobos Istana Negara, Siti Elina, masih diperiksa di Polda Metro Jaya. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar menyebut tengah mendalami kejiwaan Siti Elina.
“Ini lagi didalami, didalami juga dari aspek kejiwaan juga, dark aspek kejiwaan. Karena ini kan perlu pendalaman lebih lanjut terhadap perilaku yang bersangkutan. Kita belum pastikan. Dan tentunya perlu waktu mendalami apa yang jadi motif yang bersangkutan,” kata Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar kepada wartawan di Sarinah, Jakarta Pusat, Rabu (26/10/2022).
Dia mengatakan Siti Elina menodongkan pistol kosong atau tanpa peluru ke Paspampres saat hendak menerobos Istana. Menurutnya, pemeriksaan pskiologi penting dilakukan untuk mengetahui motif Siti Elina melakukan hal tersebut.
“Sekali lagi perlu juga dibantu dengan kaitan pemeriksaan psikologi dan faktor kejiwaan juga penting. Kalau dia berniat menyakiti ya kan nggak mungkin pakai senjata yang tanpa peluru ya,” ujarnya.
Dia mengatakan meski menggunakan pistol tanpa peluru, Siti Elina dinilai telah menunjukan semangat kekerasan saat menodongkan pistol. Boy menuturkan kondisi kejiwaan Siti Elina menjadi penting untuk diketahui dalam mengusut kasus tersebut.
“Jadi tahap intoleran, tapi sudah dia tunjukan bahwa dia punya spirit kekerasan. Apa buktinya? Karena dia mengeluarkan senjata,” kata Boy.
“Nah tapi yang jadi pertanyaan, orang nembak harusnya pakai peluru dong, tapi kok pelurunya kosong. Nah kira-kira apa tuh? Perlu dievaluasi kejiwaannya, jangan-jangan ini orang nggak beres, kira-kira gitu,” ucapnya.
Kabag Banops Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar mengatakan Siti terhubung dengan akun eks HTI hingga NII (Negara Islam Indonesia). Aswin mengatakan Densus 88 langsung menerjunkan tim untuk bergabung dengan penyidik Polda Metro Jaya saat mendapati laporan wanita berpistol mau menerobos Istana.
“Dari pemeriksaan sementara dan dari hasil analisis di Densus 88 ditemukan memang yang bersangkutan terhubung secara medsos kepada beberapa akun yang kita indikasikan sebagai akun eks HTI maupun akun NII atau Negara Islam Indonesia,” ujar Aswin, dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya.
Densus juga langsung melakukan pendalaman peristiwa tersebut. Aswin menyampaikan dari pemeriksaan akun Siti Elina, Densus menemukan dua orang yang juga terhubung dengan kelompok NII di Jakarta. Dua orang itu berinisial BU dan JM.
“BU dengan JM ini memang diketahui sudah berbaiat pada NII, sehingga kemudian hasil koordinasi kita menyimpulkan bahwa penanganan ini harus juga melibatkan atau menerapkan Undang-Undang tentang penanggulangan tindak pidana terorisme. Dari kemarin kita berdampingan dengan penyidik Polda Metro untuk mendalami kasus ini,” ucapnya. (edw)
Discussion about this post