Suaranusantara.com – Hasil survei terbaru dari Indikator Politik Indonesia menunjukkan fenomena menarik terkait preferensi politik pendukung PDIP di Sumatra Utara (Sumut).
Survei yang dilakukan pada 28 Oktober hingga 3 November tersebut mengungkapkan bahwa mayoritas pendukung PDIP di Sumut cenderung memilih pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur nomor urut 1, Bobby Nasution-Surya, dibandingkan dengan pasangan yang diusung oleh partai mereka sendiri, yakni Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala.
Hasil Survei: Mayoritas Pendukung PDIP Pilih Bobby-Surya
Dalam survei tersebut, basis pemilih PDIP yang mendukung paslon Edy Rahmayadi-Hasan Basri hanya mencapai 33,8%.
Sebaliknya, jumlah pendukung PDIP yang memilih paslon Bobby Nasution-Surya justru lebih besar, yakni sebesar 59,6%.
Hal ini disampaikan oleh Hendro Prasetyo, peneliti utama dari Indikator Politik Indonesia, dalam rilis surveinya yang bertajuk “Siapa Juara di Sumatra Utara? Kinerja Petahana dan Dampak Elektoralnya”.
“PDIP sebagai partai pengusung pasangan Edy-Hasan hanya meraih 33,8% suara dari basis pemilihnya, sedikit di atas suara rata-rata. Ini menunjukkan ketidaksolidan dukungan, karena sebagian besar pemilih PDIP justru memilih pasangan Bobby-Surya,” ungkap Hendro.
Faktor Pengaruh Pemilih di Sumut
Beberapa pengamat politik menilai bahwa preferensi pemilih di Sumatra Utara dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk popularitas calon, program kerja yang ditawarkan, serta hubungan emosional yang dibangun oleh calon terhadap masyarakat setempat.
Bobby Nasution, yang juga merupakan menantu Presiden Joko Widodo, dinilai memiliki daya tarik tersendiri di kalangan pemilih muda dan masyarakat perkotaan di Sumut.
Selain itu, kedekatan Bobby Nasution dengan Presiden Jokowi juga dianggap membawa keuntungan elektoral tersendiri, terutama di kalangan pemilih yang pro-Jokowi.
Ini bisa menjelaskan mengapa basis pemilih PDIP yang umumnya mendukung kebijakan Presiden cenderung beralih kepada Bobby-Surya.
Dampak Terhadap Peta Politik Sumut
Fenomena split ticket voting di Sumut ini tentu memberikan dampak terhadap peta politik dan strategi kampanye partai-partai besar.
PDIP yang sebelumnya mengandalkan dukungan basis pemilih loyalnya kini harus menghadapi kenyataan bahwa pemilih mereka tidak sepenuhnya solid dalam mendukung paslon yang diusung.
Para analis politik memperkirakan bahwa hal ini akan memaksa partai pengusung, dalam hal ini PDIP, untuk mengkaji ulang strategi kampanye dan pendekatan mereka terhadap pemilih.
Di sisi lain, paslon Bobby Nasution-Surya bisa memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat basis dukungan lintas partai.
Discussion about this post