
Medan-SuaraNusantara
Seorang lelaki yang berniat menjadi pelaku bom bunuh diri di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, di Jalan Dr. Mansur Nomor 75, Medan, Minggu (28/8/2016) gagal menjalankan aksinya. Bom yang disimpannya di dalam ransel tak sempat meledak meski sudah mengeluarkan percikan api dan membakar sebagian tubuh pelaku.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan, percikan api dari bom itu keluar saat pelaku hendak menghampiri pastor yang akan menyampaikan khotbah.
“(Pelaku) bawa ransel mendekati ke arah pastor berdiri. Kemudian ada percikan api dari ransel dan percikan itu membakar tubuh,” kata Boy kepada wartawan, sesaat lalu.
Karena bom tak sempat meledak, Boy memastikan pastor dan seluruh jemaat gereja selamat. Sementara pelaku yang mengalami luka bakar dan dalam kondisi babak belur, segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
Saat ditanya identitas pelaku, Boy hanya menyatakan bahwa namanya adalah Ivan. “Nama lengkapnya saya tidak tahu,” katanya. Boy juga belum bisa memastikan keterkaitan pelaku dengan jaringan kelompok radikal.
Sejumlah saksi mata mengatakan, peristiwa terjadi saat pastor Albret S. Pandingan (60 tahun) akan berkotbah di depan mimbar. Pelaku saat itu datang menghampiri pastor sambil membawa ransel.
Langkah pria berusia sekitar 18 tahun itu sempat terhenti karena tubuhnya tiba-tiba terkena percikan api dari bom yang disimpan dalam ransel yang dibawanya. Suara ledakan mirip suara petasan juga terdengar. Mungkin karena merasa aksinya gagal, pelaku langsung mengeluarkan pisau dan menyerang pastor Albert. Beruntung pasor Albert berhasil menghindari serangan dan hanya mengalami luka gores ringan di bagian tangan.

Jemaat langsung menghubungi pihak polisi. Petugas kepolisian yang datang tak lama kemudian, segera mengamankan lokasi. Tim penjinak bom juga diturunkan untuk mendeteksi keberadaan bom di lokasi. Polisi juga dikerahkan menjaga gereja di berbagai tempat di Medan.
Foto-foto yang diedarkan kepolisian menunjukkan tersangka pelaku babak belur berlumuran darah, diduga dipukuli jemaat yang merasa geram dengan aksinya.
Dalam pemeriksaan awal, menurut polisi, terduga pelaku mengaku ia disuruh orang yang ketemu di jalan untuk melakukan peledakan.
Polisi kemudian menggeledah tempat kosnya untuk menyelidiki lebih jauh. Ditemukan lambang kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS, tetapi sampai berita ini diturunkan belum jelas apakah bendera tersebut ditemukan dalam ransel atau di tempat kos pelaku. (yono)