
Jakarta-SuaraNusantara
Peristiwa penyanderaan dan perampokan yang terjadi di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan bisa saja berlatar belakang dendam. Namun pihak kepolisian masih akan mendalami kemungkinan tersebut.
“Dia (korban) nggak kenal, jadi bisa saja dendam,” ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Moechgiyarto kepada wartawan saat meninjau lokasi kejadian di Jalan Bukit Hijau IX Nomor 17, Pondok Indah, Jakarta Selatan Sabtu (3/9/2016).
Kemungkinan motif dendam ini disampaikan Kapolda lantaran salah seorang pelaku yang berinisial AJ merupakan karyawan ExxonMobil. Perusahaan tersebut merupakan tempat kerja sebelumnya dari pemilik rumah yang menjadi korban penyanderaan, Asep Sulaiman.
Kapolda mengatakan, dua tersangka AJ dan S berhasil masuk ke rumah korban dengan cara membuntuti asisten rumah tangga rumah elite berlantai dua tersebut. “Apa yang kita dapatkan sekarang ini kejadian yang awalnya pukul 06.00 pagi, itu ada dua orang yang diduga pelaku membuntuti pembantu rumah tangga dan masuk ke rumah ini,” ujarnya.
Setelah mengikuti pembantu bernama Reni tersebut, kata dia, pelaku langsung masuk ke dalam rumah dan menodongkan senjata api (senpi) jenis Walther PPK berkaliber 32 kepada korban. Akhirnya, pelaku juga berhasil menyandera majikan Reni, yaitu Asep Sulaiman dan istrinya Euis, serta anaknya yang berusia 20 tahun. “Saat itu, PRT disuruh menyampaikan pada bosnya atau majikannya untuk keluar,” ucap Moechgiyarto.
Sementara Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono belum dapat memastikan kemungkinan tersebut. Karena itu, kata dia, pihaknya masih akan mendalami informasi tersebut. “Nanti kita dalami AJ karyawan exxon. Tapi yang jelas korban (Asep) enggak kenal si AJ ini,” ujar Awi usai melakukan olah TKP di lokasi kejadian.
Soal ada tidaknya kasus kekerasan, Awi mengatakan, pelaku sempat menggores korbannya. Namun beruntung korban juga berhasil melawan dengan memukul pelaku menggunakan tangga. “Ya sempat gores-gores dikit karena ada perlawanan dari Pak Asep dipukul pahanya pakai tangga,” ujar Awi.
Namun aparat kepolisian memastikan bahwa kejadian ini sudah direncanakan sebelumnya oleh kedua pelaku.  Hal tersebut dapat dipastikan lewat sejumlah alat bukti yang ditemukan dari masing-masing pelaku.
“Saya pastikan sudah direncanakan, kalau melihat barang bukti yang kita kumpulkan,” kata Awi.
Kepolisian, kata  Awi, menduga masih ada komplotan lain yang ikut dalam percobaan penyanderaan dan perampokan ini, mengingat sebo (penutup muka) yang ditemukan ada empat.
Sebelumnya, polisi juga menyita sejumlah alat bukti dari dalam ransel kedua pelaku AJ dan S. “Kita temukan tali, jangkar untuk naik ke dalam rumah. Juga senter, keker, borgol, dan pisau besar, ya senjata tajam. Ini ada juga sebo (penutup muka) 4,” katanya.
Selain itu, lanjut Kombes Awi, pihaknya juga menyita pakaian dan sepatu milik kedua pelaku. Celana panjangnya nampak kotor bekas tanah dan jaket yang robek. Diduga jaket tersebut tersangkut saat hendak menanjak di pagar samping rumah. Kedua pelaku sendiri saat digelandang oleh polisi sudah menggunakan pakaian milik korban. Masing-masing pelaku juga memegang benda yang diakui sebagai jimat. (eka)