Suaranusantara.com – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan tegas membantah klaim yang dibuat oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terkait restu dari kiai NU untuk pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Bantahan tersebut disampaikan oleh Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, atau yang dikenal sebagai Gus Yahya, dalam sebuah konferensi pers di Kantor PBNU, Jakarta Pusat.
Gus Yahya menyatakan bahwa klaim tentang restu dari kiai NU tidak memiliki dasar, dan tidak ada pembicaraan di PBNU mengenai calon-calon presiden.
Baca Juga :Â Kualitas Udara Jakarta Menduduki Peringkat Ketiga Terburuk di Dunia pada Minggu Pagi
Ia menekankan bahwa PBNU adalah sebuah organisasi keagamaan dan kemasyarakatan, dan mereka tidak memiliki wewenang atau kewenangan untuk memberikan restu kepada calon presiden.
“Kalau ada klaim bahwa Kiai-Kiai PBNU merestui, itu sama sekali tidak benar karena sama sekali tidak ada pembicaraan dalam PBNU mengenai calon, sama sekali tidak pernah ada pembicaraan di PBNU tentang calon-calon presiden,” kata Gus Yahya.
Gus Yahya juga menegaskan bahwa PBNU tidak mendukung atau menunjuk calon tertentu dalam Pilpres kali ini. Ia menghormati hak setiap partai politik dan capres-cawapres untuk berkompetisi secara adil dalam konteks demokrasi.
Baca Juga :Â Al Nassr Memimpin di Liga Arab Saudi dengan Kemenangan Melejit 5-1 atas Al Hazm
“Parpol silakan berjuang untuk mendapatkan kepercayaan rakyat. Tapi saya ulangi sekali lagi tidak ada calon atas nama NU,” tegasnya.
Sebelumnya, PKB mengklaim mendapat restu dari sejumlah kiai dan ulama NU untuk mengusung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024.
Klaim tersebut mengacu pada istilah “Budal Gus,” yang berarti mempersilakan Muhaimin Iskandar maju sebagai cawapres Anies Baswedan dalam konteks politik Jawa.(kml)
Discussion about this post