SuaraNusantara.com-Upaya untuk menghapuskan TBC (tuberculosis) memerlukan keterlibatan masyarakat. Hanya memiliki fasilitas kesehatan tidak cukup untuk mencapai target Indonesia bebas TBC pada tahun 2030. Diskusi tentang Upaya Kolaborasi Penanggulangan TBC di Kota Tangerang belum lama ini.
“Dari target Indonesia bebas TBC 2030, kita masih jauh. Fasilitas kesehatan sudah memadai, tetapi perlu menggencarkan peran sektor swasta dan masyarakat,” kata dokter Sarah Manurung, perwakilan dari Koalisi Organisasi Profesi Indonesia untuk Penanggulangan Tuberkulosis (Kopi TB).
Menurut data Dinas Kesehatan Kota Tangerang tahun 2022, terdapat 8.660 kasus TBC yang ditemukan. Dokter Sarah menjelaskan bahwa temuan ini tidak terlepas dari peran kader kesehatan serta Jejaring Layanan TB di Fasilitas Kesehatan Pemerintah-Swasta Berbasis Kabupaten/Kota atau District-Based Public-Private Mix (DPPM).
Baca Juga:Â Waduh! Ratusan Anak di Bantul Terinfeksi TBC Akibat Dicium Orang Dewasa
“Risiko penularan TBC adalah 1 banding 14, yang berarti satu temuan dapat menjangkiti 14 orang. Pemerintah tidak bisa melakukan investigasi kontak ini sendirian, diperlukan keterlibatan lintas sektor,” jelas dokter Sarah.
Peran yang tak kalah penting juga dilakukan oleh organisasi non-pemerintah seperti Penabulu-STPI. Fitri Novi Dewi, Manajer Kasus TB Penabulu-STPI Kota Tangerang, mengatakan bahwa peran pihaknya dalam upaya ini adalah meningkatkan temuan kasus dan memastikan perawatan TBC sesuai standar.
“Kami turut serta dalam investigasi kontak erat, memberikan edukasi kepada masyarakat, memberikan pendampingan kepada pasien, dan menjadi pengawas penelan obat (PMO), serta melacak pasien yang mangkir,” ungkap Fitri.
Baca Juga:Â 9.000 Orang di Kabupaten Tangerang Menderita TBC
Fitri menjelaskan bahwa selama tahun 2023, sudah ada 170 pasien yang dikunjungi dan dilakukan pelacakan. Selain itu, Fitri juga berhasil meyakinkan 70 pasien untuk melanjutkan pengobatan mereka. Namun, ada 38 pasien yang menolak pengobatan.
“Pasien yang menolak sering kali merasa takut. Kami tahu bahwa stigma TBC di masyarakat merupakan tantangan dalam upaya menghapuskan TBC,” kata Fitri.
Upaya kolaboratif dari berbagai elemen masyarakat ini dianggap efektif dalam upaya penghapusan TBC. Meskipun demikian, peringkat Indonesia sebagai negara kedua di dunia dengan jumlah penderita TBC perlu ditangani dengan lebih serius oleh pemerintah. Strategi yang melibatkan masyarakat dan kader kesehatan diyakini akan meningkatkan kemungkinan mencapai target Indonesia bebas TBC pada tahun 2030.
Discussion about this post