Suaranusantara.com – AS baru-baru ini menyetujui pengiriman bantuan militer senilai $345 juta ke Taiwan.
Bantuan ini mencakup senjata, peralatan, dan pelatihan yang akan memperkuat pertahanan Taiwan.
China, yang mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, merespons dengan ketidakpuasan. Berikut beberapa poin penting:
- AS dan Taiwan:
- AS memiliki undang-undang yang mengharuskan mereka membantu Taiwan mempertahankan diri jika terjadi serangan.
- AS telah menjual senjata ke Taiwan melalui program Penjualan Militer Asing (FMS).
- Paket bantuan militer terbaru ini mencakup peluru kendali Harpoon, peralatan komunikasi, dan peralatan pelatihan.
- Respon China:
- Menteri Pertahanan China, Jenderal Wei Fenghe, menuding AS mendukung kemerdekaan Taiwan dan melanggar janji soal Taiwan.
- Wei menyatakan bahwa jika ada yang berani memisahkan Taiwan dari China, mereka tak akan ragu untuk melawan.
- Meskipun China telah mengancam merebut kembali Taiwan dengan paksa, banyak pengamat menganggap invasi ini tidak mungkin saat ini karena risiko dan konsekuensinya yang besar.
- Ketegangan:
- Konflik militer menyangkut Taiwan akan mahal dan membawa malapetaka, baik bagi China maupun dunia.
- China selama ini menekankan penyatuan kembali secara damai dengan Taiwan, meskipun ketegangan tetap ada.
Perlu dicatat bahwa situasi ini tetap dinamis dan perubahan dapat terjadi. Semua pihak harus berhati-hati dan berusaha menjaga stabilitas di kawasan ini.
Discussion about this post