
Jakarta-SuaraNusantara
Untuk mencegah masuknya virus Zika ke Indonesia, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memerintahkan seluruh pengelola bandara dan pelabuhan di Indonesia untuk memasang alat pemindai suhu tubuh. “Kami sudah menginstruksikan agar bandara dan pelabuhan dipasang alat pendeteksi suhu panas tubuh. Langkah itu sebagai upaya untuk mencegah virus Zika masuk ke Indonesia,” ucap Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi ketika berada di Brebes, Minggu (4/9/2016).
Esoknya, Senin (5/9/2016), unit-unit kesehatan di pelabuhan-pelabuhan umum dan penyeberangan di Batam serta bandara internasional utama Indonesia sudah memasang perlengkapan pendeteksi suhu badan (mass thermal scanner) untuk memonitor suhu badan para penumpang dari Singapura dan Malaysia dengan batas toleransi berbadan sehat dengan suhu badan paling tinggi 38 derajat Celcius. Seperti diketahui, kasus infeksi Virus Zika sudah menyebar ke Singapura. Dalam sepekan kemarin, ada 242 orang terinfeksi virus Zika di Singapura, sehingga pengawasan terhadap tamu yang datang dari negara tetangga menjadi prioritas utama.
Para penumpang yang datang dari Singapura dan Malaysia diwajibkan untuk mengisi formulir kewaspadaan kesehatan atau Health Alert Card (HAC) guna memonitor kondisi kesehatan para penumpang dengan asal embarkasi Singapura dan Malaysia.
Keberadaan balai karantina di bandara juga selalu disiapkan guna mencegah hal tersebut terjadi. Balai karantina disebut sangat intensif dan bisa melakukan proteksi kemungkinan-kemungkinan terjadi penularan virus Zika.
Ke depannya, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Kesehatan serta pengelola pelabuhan di Batam dan bandara internasional utama di Indonesia terus berkoordinasi untuk melakukan pemantauan atas kemungkinan penyebaran virus Zika tersebut terhadap para pengguna alat transportasi laut atau udara dengan embarkasi Singapura dan Malaysia.
Infeksi virus Zika terjadi melalui perantara gigitan nyamuk Aedes, terutama spesies Aedes aegypti. Penyakit yang disebabkannya dinamakan sebagai Zika, penyakit Zika (Zika disease) ataupun demam Zika (Zika fever).
Virus Zika yang telah menginfeksi manusia dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti demam, nyeri sendi, konjungtivitis (mata merah), dan ruam. Gejala-gejala penyakit Zika dapat menyerupai gejala penyakit dengue dan chikungunya, serta dapat berlangsung beberapa hari hingga satu minggu.
Virus Zika pertama ditemukan pada seekor monyet resus di hutan Zika, Uganda, pada tahun 1947. Virus Zika kemudian ditemukan kembali pada nyamuk spesies Aedes Africanus di hutan yang sama pada tahun 1948 dan pada manusia di Nigeria pada tahun 1954. Virus Zika menjadi penyakit endemis dan mulai menyebar ke luar Afrika dan Asia pada tahun 2007 di wilayah Pasifik Selatan.
Pada Mei 2015, virus ini kembali merebak di Brazil. Penyebaran virus ini terus terjadi pada Januari 2016 di Amerika Utara, Amerika Selatan, Karibia, Afrika, dan Samoa (Oceania). Di Indonesia sendiri, telah ditemukan virus Zika di Jambi pada tahun 2015. (eka)