Suaranusantara.com- Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Marthinus Hukom menghadiri rapat bersama DPR RI pada Senin 5 Mei 2025. Dalam rapat bersama DPR RI, Kepala BNN membahas soal akses masuknya narkotika ke Indonesia dengan melalui perbatasan laut dan darat dengan negara-negara tetangga.
Maka dari itu, Marthinus Hukom mengatakan BNN melakukan upaya dengan sistem pendekatan intelijen. Upaya ini sebagai bentuk untuk menutup akses pintu masuk narkotika dari perbatasan baik laut dan darat.
“Seluruh perbatasan laut, perbatasan darat dengan negara tetangga itu adalah pintu masuk. Lalu kita melakukan pendekatan kolaboratif intelijen,” ujarnya pada Senin 5 Mei 2025.
Marthinus mengatakan pendekatan intelijen itu melakukan berbagai upaya pendeteksian terhadap pola sampai dengan rekrutmen pemain-pemain baru narkotika.
“Lalu intelijen memutuskan untuk mendeteksi pola, waktu, modus operandi, pola rekrutmen untuk merekrut pemain-pemain baru. Itu semua dengan pendekatan intelijen,” sambungnya lagi.
Dengan dipeta-petakan melalui pendekatan intelijen maka barulah mampu melakukan langkah selanjutnya ke penegakan hukum.
“Lalu setelah memetakan semua baru kita mampu melakukan penegakan hukum,” ujarnya
Sebab, kata Marthinus apabila melakukan penegakan hukum tanpa adanya operasi intelijen tentu tidak akan kuat untuk melakukan penyerangan.
“Kalau menegakan hukum tanpa suatu operasi intelijen yang kuat dan kita hanya sebatas apa ya, seperti kalo petinju itu hanya menunggu untuk dipukul,” imbuhnya.
Namun, dengan adanya sistem pendekatan intelijen inilah, maka bisa melakukan penyerangan lantaran sudah diketahui polanya.
“Tapi dengan pendekatan intelijen kita menyerang. Karena kita sudah tau siapa-siapa yang bermain. Potensinya seperti apa,” pungkasnya.
Discussion about this post