Oleh: Ingot Simangunsong
DENYUT membangun Kepulauan Nias, terasa semakin menggairahkan. Dorongan untuk menggelorakannya, tergambar dari beberapa pertemuan yang diprakarsai tokoh masyarakat Nias seperti Yasonna Laoly (Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia RI), Marinus Gea (anggota DPR-RI, juga Ketua Umum HIMNI), dan lainnya dengan melibatkan Bupati/Wakil Bupati Nias, Bupati/Wakil Bupati Nias Selatan, Bupati/Wakil Bupati Nias Utara, Bupati/Wakil Bupati Nias Barat dan Walikota/Wakil Wali Kota Gunungsitoli.
Pertemuan luar biasa yang sudah terwujud dan sangat potensial nuansa kegairahan dan kebermanfaatannya, adalah terkait pertemuan dengan Menko Maritim RI Rizal Ramli dan Menteri Pariwisata RI Arief Yahya.
Rizal Ramli memberi atensi cukup besar ketika menggelar pertemuan di Kantor Kementerian Maritim di Jakarta pada Kamis 14 Juli 2016 terkait dengan pembangunan kawasan pariwisata dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kepulauan Nias serta Pelaksanaan Pesta Ya’ahowu yang akan dibuka pada 17 September 2016.
Menko Maritim menyatakan diri akan hadir dan membuka acara Pesta Ya’ahowu dan meminta seluruh kepala daerah dan stakeholder untuk mempersiapkan dengan matang pelaksanaan event untuk menarik wisatawan.
Tidak hanya itu, Rizal Ramli juga menjanjikan bahwa kementerian terkait yang berhubungan dengan program pariwisata di Kepulauan Nias seperti Kementerian Perhubungan (terkait masalah bandara dan dermaga), Kementerian Pekerjaan Umum (infrastruktur jalan), Kementerian Perhubungan (tol laut), dan Kementerian ESDM (energi dan listrik) akan hadir dan segera melakukan kajian.
Hal tersebut, berkaitan dengan beberapa permintaaan dari para kepala daerah di Kepulauan Nias seperti pelebaran dan perpanjangan run way bandara, pasokan listrik yg memadai, pembangunan infrastruktur jalan, dan lainnya.
Bahkan untuk percepatan pengembangan pariwisata Kepulauan Nias sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Menteri Pariwisata RI Arief Yahya menggarisbawahi—harus diperkuat dengan konsep 3A, yaitu (1) Aksesibilitas (infrastruktur) sebagai critical succes factor seperti bandara, dermaga, outing road sebagai jalan nasional, (2) Atraksi utama sebagai destinasi wisata bahari dan (3)Amenitas dibangun dengan mengundang investor dari dalam dan luar negeri.
Tidak hanya itu, bahwa community-based tourism (CBT) juga harus dilakukan agar masyarakat terlibat dari awal pengembangan pariwisata. Salah satunya adalah pengembangan homestay.
Bingkai Kebersamaan
Apa yang diprakarsai Yasonna Laoly, Marinus Gea dan sejumlah tokoh masyarakat Kepulauan Nias serta apa yang disampaikan dalam bentuk apresiasi dari Menko Maritim Rizal Ramli dan Menteri Pariwisata Arief Yahya, menjadi sangat patut untuk dikemas “muatan lokalnya” dalam bingkai kebersamaan.
Tokoh-tokoh masyarakat Kepulauan Nias yang menguatkan dedikasi mereka di kawasan ibukota Republik Indonesia—DKI Jakarta—untuk menggairahkan denyut pembangunan Kepulauan Nias, harus mampu diimplementasikan para kepala daerah, para kalangan legislatif, para tokoh masyarakat, tokoh pemuda, pemuka agama maupun tokoh adat yang berada di Kepulauan Nias.
Rasa kebersamaan—merupakan kata kunci—yang harus dikemas agar pembangunan Kepulauan Nias yang kelak memberikan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakatnya, dapat terwujudkan. Kebersamaan hanya dapat direalisasikan jika semua unsur yang terakomodir dalam menggairahkan pembangunan Kepulauan Nias, dapat merendahkan hati, mengebelakangkan ego kultural dan kedaerahan.
Kebersamaan untuk membangun Kepulauan Nias harus dibangun dengan nuansa kegotong-royongan, saling merangkul, bergandengan tangan, dan saling mendengar untuk menyamakan persepsi.
Keberadaan Yasonna Laoly—yang juga MPO DPP HIMNI—di Kabinet Kerja Presiden RI Joko Widodo—harus dijadikan sebagai “momentum” penguatan pembangunan Kepulauan Nias ke depan. Para kepala daerah di Kepulauan Nias diharapkan, dapat memanfaatkannya sebagai motor penggerak roda pembangunan di Kepulauan Nias.
Kepulauan Nias memang mempesona. Dan, tinggal bagaimana mengemasnya. Hal itu, dapat diwujudkan, bersamaan dengan denyut pembangunan Kepulauan Nias yang sedang bergairah dan akan semakin serta semakin bergairah, jika semua pihak dapat memasukkannya dalam bingkai kebersamaan. Mari bergandengan tangan membangun Kepulauan Nias. Yahowu!
Medan, 21 Juli 2016.