SuaraNusantara.com – Dihadapan Komisi IV DPR RI, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan bahwa Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) mengalami pembengkakan, Kamis (10/11/22)
Hal itu kata Dwiyana Slamet Riyadi berdasakrna hitungan Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), nilai investasi proyek itu membengkak sebesar Rp 21,7 triliun.
Meskipun berdasarkan hitungan BPKP sebesar 21,7 triliun, namun kata Dwiyana berbeda dengan hitungan Chinan atas pembengkakan pembangunan KCJB sebesar Rp15,19 triliun.
“Jadi, ada perbedaan karena beda cara melakukan review, beda metode dan beda asumsi,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Dwiyana menjelaskan lebih lanjut bahwa pemerintah China tidak memasukan biaya pihak ketika seperti penyediaan persinyalan.
“Di China (persinyalan) itu free ya. China juga menilai seharusnya pemerintah Indonesia bisa memberikan free of charge pada untuk mendapatkan frekuensi GSMR,” katanya, dikutip dari kanal YouTube DPR Komisi VI.
Diakhir, Dwiyana meminta pemerintah China untuk memaklumi kondisi Indonesia, meskipun awalnya China tidak menerima hitungan dari BPKP.
Kereta api cepat Jakarta-Bandung akan diperpanjang rute hingga ke Surabaya.
Namun, perpanjangan rute hingga ke Surabaya tersebut dianggap tidak efektif.(ifn)
Discussion about this post