Nias Selatan-SuaraNusantara
Pembukaan Pesta Ya’ahowu 2016 di Lapangan Orurusa, Telukdalam, Nias Selatan, Sabtu (17/9/2016) silam berlangsung sukses dan meriah. Ribuan warga berbaur dengan wisatawan domestik maupun mancanegara memadati lokasi acara yang dibuka secara resmi oleh Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan dengan didampingi Menkumham Yasonna H. Laoly itu.
Sejumlah atraksi budaya ditampilkan pada prosesi pembukaan pesta rakyat paling akbar di Kepulauan Nias ini. Beberapa hari sebelum pembukaan, panitia lokal juga mengelar pemilihan Duta Wisata dan lomba Hombo Batu (Lompat Batu) di Lapangan Orurusa, Kamis (11/9/2016). Sebanyak 94 peserta mengikuti lomba Hombo Batu ini.
Kegiatan lain yang juga digelar sebelum pembukaan Pesta Ya’ahowu adalah lomba surfing di Pantai Sorake dari 15 s/d 17 September 2016 yang diikuti 61 peserta dari dalam maupun luar negeri. Penyerahan piagam kepada juara lomba surfing disampaikan langsung oleh Menkumham Yasonna H. Laoly didampingi oleh Duta Besar (Dubes) Republik Seychelles untuk Indonesia Nico Barito dan Ketua DPP HIMNI Marinus Gea, serta unsur pimpinan kepala daerah se-Kepulauan Nias di Pantai Sorake, Sabtu (17/9/2016).
Menurut Sekretaris Panitia Lokal Pesta Ya’ahowu di Nias Selatan, Antoni Simon Fau, saat ditemui di kediamannya, Selasa (27/9/2016), secara umum pembukaan Pesta Ya’ahowu di Kabupaten Nias Selatan berjalan sukses sesuai target. Namun ia mengakui, masih ada berbagai kekurangan yang perlu diperbaiki di masa-masa penyelenggaraan yang selanjutnya. “Kita bersyukur karena sesuai harapan, tetapi pasti tak lepas dari kekurangan, kita harus sadari itu,” ujarnya.
Sepanjang pengamatan wartawan, pembukaan Pesta Ya’ahowu memang meninggalkan beberapa catatan. Usai pembukaan pada hari pertama, pada dua hari berikutnya ternyata tidak ada kegiatan berarti. Acara yang ditampilkan hanya sebatas hiburan semata. Hal inilah yang sebelumnya sempat dikhawatirkan beberapa pihak bahwa Pesta Ya’ahowu bisa tergelincir menjadi pasar malam. Kiranya akan lebih baik bila panitia fokus menampilkan budaya Nias untuk menarik minat wisatawan dari dalam dan luar negeri, dan menjadikan acara hiburan sebagai sampingan saja.
Apalagi pada pembukaan Pesta Ya’ahowu, tidak semua daerah di Kabupaten Nias Selatan ikut terlibat dan berkontribusi selama acara berlangsung. Hal ini jelas disayangkan mengingat banyak daerah di sana, seperti di Kepulauan Tello, Gomo, dan Lölöwa’u punya atraksi budaya menarik.
Sebagian warga juga menilai event kali ini masih kurang disosialisasikan. Sebenarnya panitia telah menginformasikan kegiatan ini melalui media massa, media sosial, media luar ruang seperti spanduk dan sebagainya, namun barangkali masih kurang menyentuh masyarakat, terutama yang tinggal di daerah pedalaman.
Antoni Simon Fau menjelaskan, pihak panitia sebenarnya telah menyampaikan undangan pada mereka untuk meramaikan pembukaan Pesta Ya’ahowu. “Kita sudah surati, bahkan kita datangi dan sampaikan ke camatnya,” ujar Simon.
Panitia, lanjut Simon Fau, juga merencanakan pagelaran budaya secara karnaval dari Lapangan Orurusa mengelilingi Kota Telukdalam lalu kembali ke Lapangan Orurusa, namun tidak terlaksana. “Kita sudah rencanakan jika Pak Menteri agak lama di sini, minimal sampai sore,” katanya. Namun karena Menko Maritim Luhut B. Panjaitan langsung pulang ke Jakarta, maka karnaval budaya tidak jadi dilaksanakan.
Untuk kabupaten dan kota lain yang juga akan melaksanakan kegiatan Pesta Ya’ahowu, seperti pemilihan Putri Pariwisata di Nias Barat, pertandingan voli pantai di Nias Utara, lomba maena di Nias, dan penutupan Pesta Ya’ahowu di Kota Gunungsitoli, Simon Fau berharap acara-acara tersebut dapat terlaksana dengan baik lebih meriah dan lebih baik dari waktu pembukaan kemarin.
“Kita berharap kabupaten dan kota lain dapat menggelar rangkaian Pesta Ya’ahowu dengan lebih baik dan meriah dibanding pembukaan di Lapangan Orurusa Telukdalam,” tandas Simon Fau. (Wilson Loi)