Suaranusantara.com- Pendakwah kondang sekaligus guru spiritual para selebriti papan atas, Gus Miftah namanya masih santer diperbincangkan publik.
Gus Miftah viral lantaran tutur katanya yang dinilai tak memiliki adab, sebab dia melontarkan kata kasar terhadap seorang bapak penjual es teh.
Mirisnya, kejadian ini saat tengah digelar pengajian Magelang Bersholawat. Gus Miftah melontarkan kata ‘goblok’ kepada bapak penjual es teh.
Gus Miftah sendiri dikenal sebagai pendakwah kondang Tanah Air, dia mengklaim merupakan keturunan Kyai Ageng Muhammad Besari ulama besar di Ponorogo.
Banyak warga yang menjadi murid Gus Miftah, terlebih dia diketahui juga mendirikan pondok pesantren di Yogyakarta bernama Ora Aji.
Sayangnya, dengan notabene seorang pendakwah dan mengklaim keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari tapi nyatanya tutur katanya tak mencerminkan sosok yang mengerti agama.
Publik pun mencari tahu tentang klaim Gus Miftah yang mengklaim keturunan Kiai Ageng Besari.
Publik langsung menyelidiki hal tersebut dan ternyata menemukan fakta yang mencengangkan tentang Gus Miftah.
Perangkat Desa Perangkat Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo mengungkap siapa orang tua Miftah.
Perangkat Desa Mojorejo bernama Muhammad Nur Hasyim mengatakan nama asli bapak Miftah adalah Turut atau Murodi.
Pak Turut merupakan warga asli Dusun Bantengan, Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo.
“Pak Turut pernah mondok di Kediri. Kemungkinan di pondok dikasih nama Murodi. Sampai sekarang memakai nama Murodi. Setelah mondok itu, beliau transmigrasi ke Lampung,” jelas Hasyim, Rabu 11 Desember 2024.
Miftah sendiri, lanjut Hasyim, lahir di Lampung dan merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Sedangkan kakeknya bernama Mbah Boniran.
Hasyim sendiri meragukan dengan klaim Miftah yang mengaku keturunan dari Kiai Hasan Besari atau Kiai Ageng Muhammad Besari.
Dia pun mengurut silsilah kakek buyut Miftah yang bernama Mbah Boniran.
“Setahu saya bukan keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari, karena Gus Miftah itu putra bapak Turut atau Murodi, bapaknya pak Turut itu Mbah Boniran,” imbuh Hasyim.
Boniran sendiri, lanjut Hasyim, putra dari Ngusman. Ngusman putra dari Jalal Iman. Jalal Iman putra dari Hasan Abdullah. Dan mereka semuanya tinggal di Dusun Bantengan, Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo.
“Setahu saya belum (bukan keturunan Tegalsari), dari versi lain bisa ditelusuri,” jelas Hasyim
Menurut Hasyim, Gus Miftah pernah ke Mojorejo karena diundang mengisi pengajian tahun 2013 lalu. Sedangkan bapak dan adiknya yang sering ke Mojorejo untuk sambang dulur.
“Saat ini, di Mojorejo hanya tinggal budenya Gus Miftah sama sepupunya. Keponakannya kerja di luar negeri semua,” pungkas Hasyim
Discussion about this post