
Sumedang-SuaraNusantara
Unit Kegiatan Mahasiswa Lingkung Seni Sunda Universitas Padjadjaran (Lises Unpad), menggelar drama musikal komedi berjudul “Gondang Badingkut” yang diangkat dari cerita dan kebudayaan masyarakat Sunda, di Lapangan Basket Bale Santika Universitas Padjadjaran, Jl. Ir. Soekarno KM 21, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (26/11/2016) silam.
“Pagelaran yang memadukan seni tari dan seni suara ini disutradarai dalang terkenal, Kang Apep A.S Hudaya S.Sos,” ujar salah seorang panitia “Gondang Badingkut”, Yuli Sulastri, kepada SuaraNusantara, usai pagelaran.
Menurut Yuli Sulastri, Gondang merupakan seni tradisi menabuh halu dengan lisung (alat menumbuk beras) yang biasanya dilaksanakan pada pesta panen dan menjadi ajang tempat berkumpulnya pemuda-pemudi dan masyarakat desa. Sedangkan Badingkut adalah kain yang tersusun dari beberapa potongan kain berukuran kecil yang warna dan gambarnya berbeda-beda.
“Dengan adanya acara ini, diharapkan membuat kita lebih mengenal, melestarikan dan mencintai budaya sendiri, karena budaya kita kaya dan sangat luar biasa, tidak kalah dengan budaya-budaya modern atau budaya luar. Ini adalah salah satu tugas kita sebagai generasi muda dalam melestarikan budaya tradisional,” ujar Yuli.

Sementara itu, Kang Apep, selaku sutradara Gondang Badingkut menjelaskan, alasan mengapa Lises Unpad mengangkat kesenian Gondang adalah karena zaman dulu kesenian Gondang selalu ada dalam kegiatan masyarakat di Jawa Barat, namun sekarang kesenian ini sudah jarang ditemukan.
“Pagelaran ini menjadi tantangan tersendiri bagi Lises Unpad, karena pada pagelaran-pagelaran seni budaya sebelumnya yang secara rutin selalu diselenggrakan setiap tahun, mereka tidak pernah menampilkan kesenian Gondang. Ternyata Lises mampu menampilkan Gondang,” kata Kang Apep.
Penampilan Lises Unpad memang tidak mengecewakan dan dapat diterima berbagai kalangan. Partunjukan ini berhasil menyedot 1.330 penonton pada sesi pertama yang terdiri dari anak-anak sekolah, dan 235 penonton pada sesi kedua yang terdiri dari masyarakat umum dan mahasiswa.
Respon positif juga terlihat dari banyaknya komentar yang bermunculan dari penonton, “PAT Lises keren, karena memadu padankan budaya, bukan budaya Sunda saja yang ditonjolkan, namun ada budaya lainnya juga. Dari segi cerita, menghibur, lucu dan di luar ekspektasi, karena tadinya aku pikir hanya tarian,” ujar Esa, salah seorang penonton. (eka)