Jakarta-SuaraNusantara
Rombongan Komisi V yang dipimpin langsung Ketua Komisi V Fary Djemi Francis, Kamis (12/1/2017) kemarin, mendatangi STIP yang terletak di Marunda, Jakarta Utara. Kedatangan mereka untuk melihat langsung sistem pembelajaran yang diterapkan dan penyebab kematian Amirullah, salah seorang siswa tingkat 1 di sana yang tewas diplonco beberapa seniornya.
Fary bersama romnbongan kemudian menggelar pertemuan tertutup dengan Plt Ketua STIP Arifin Soenardjo dan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan Wahju Satrio Utomo. Usai pertemuan, rombongan meninjau asrama tempat tewasnya Amirullah.
Untuk mencegah praktek perploncoan yang berujung tewasnya siswa terulang kembali, Komisi V pun memberikan tiga rekomendasi kepada STIP. Komisi V meminta STIP bubar saja jika tidak dapat memperbaiki sistem pendidikannya.
“Pertama, STIP ditutup karena kekerasan itu berulang. Kedua, STIP ditutup sementara dan siswa taruna dititipkan ke STIP terdekat. Ketiga, STIP boleh tetap beroperasi asalkan ada pengawasan ketat agar kekerasan tidak terulang,” ujar Fary.
Anggota Komisi V DPR Anthon Sihombing meminta ada tindakan tegas kepada para pengawas asrama STIP karena terkesan membiarkan kekerasan dari taruna senior ke taruna junior. Politisi Golkar ini juga menuntut agar STIP membenahi standar operasional prosedur (SOP) yang selama ini dijalankan.
“Jangan cuma mahasiswa yang dikorbankan, tapi pengawas dan penanggung jawabnya juga harus berkorban. STIP ini harus punya SOP yang bagus, harus dibenahi,” ujarnya. (eka)