Bengkulu-SuaraNusantara
Pemerintah Provinsi Bengkulu, baru-baru ini menggelar malam ramah tamah bersama delegasi Japan Red Cross Society (JRCS) atau Palang Merah Jepang, dalam rangka Midterm Review program Integrated Community Based Risk Reduction (ICBRR). Program ini akan berjalan selama 4 tahun dari April 2016 hingga Maret 2020 di tiga daerah yaitu Kabupaten Kaur, Seluma dan Kota Bengkulu.
Program ICBRR yang merupakan kerjasama JRCS dengan Palang Merah Indonesia ini merupakan program pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat dalam rangka menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memahami bahaya, kerentanan, kapasitas dan risiko bencana yang ada di lingkungan mereka. Kegiatan ini akan menghasilkan peta bahaya, kerentanan, kapasitas dan juga resiko bencana.
Bengkulu dipilih untuk program ICBRR, karena merupakan salah satu daerah rawan bencana, terutama gempa bumi dan Tsunami.
Ketua Bidang penanggulangan PMI Pusat Letjend (Purn) Sumarsono mengapresiasi pemerintah Bengkulu yang menyambut baik pelaksanaan program pengurangan resiko bencana ini. Dalam sambutannya dia juga menjelaskan, siklus bencana bukan pada respon saat terjadi bencana, namun dimulai dari persiapan (pra bencana), respon saat bencana terjadi kemudian recovery (pasca bencana).
“Infrastruktur bagus, SDM bagus, tetapi masyarakat tidak dibina, (maka) semua tidak ada hasilnya,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan perwakilan JRCS Yoshiteru Tsuji. Dikatakan Tsuji, Indonesia memiliki kesamaan dalam kemungkinan terjadinya bencana alam besar. Maka dari itu program kerjasama pertama dilaksanakan di Banten, kemudian berlanjut di Bengkulu sebagai daerah yang dinilai rawan terjadinya bencana gempa dan tsunami.
“Sejauh ini program ICBRR berjalan sukses berkat dukungan pemerintah, diharapkan masyarakat banyak yang ikut berpartisipasi dan terlibat dalam upaya pengurangan resiko bencana di Provinsi Bengkulu,” kata Tsuji
Sementara itu, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Yuliswani menyampaikan ucapan terimakasihnya atas kepedulian JRCS yang bekerjasama dengan PMI Indonesia melaksanakan program pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat di Provinsi Bengkulu.
Yuliswani berharap, ke depan dapat dilaksanakan di daerah lain terutama daerah disepanjang garis pantai di Provinsi Bengkulu.
“Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat sehingga meningkatkan kesiapsiaagaan masyarakat dalam mengahadapi bencana,” tuturnya.
Kontributor: Varrel