Suaranusantara.com – Pada pagi Minggu (20/8/2023), kualitas udara di Jakarta tetap mengkhawatirkan dengan masuk dalam kategori tidak sehat.
Data terbaru dari laman pengukuran kualitas udara IQAir mengungkapkan bahwa kualitas udara Ibu Kota per pukul 07.41 WIB meraih peringkat pertama terburuk di seluruh dunia.
Indeks kualitas udara di DKI Jakarta mencapai angka 161, menjadikannya yang paling buruk dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya.
Baca Juga : Pentingnya Mengetahui Indikator Polusi Udara yang Tidak Sehat, ini Tanda-tandanya
Kota Doha di Qatar berada di peringkat kedua dengan indeks kualitas udara 155. Salah satu parameter utama yang mengindikasikan buruknya kualitas udara di Jakarta adalah konsentrasi polutan PM 2.5 yang mencapai 105 mikrogram per meter kubik.
Angka ini 15 kali lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara tahunan yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO).
Fakta ini mengungkapkan bahwa meskipun sebagian besar penduduk ibu kota tidak berangkat kerja pada hari Minggu pagi dan adanya kebijakan car free day di beberapa titik, termasuk Jalan Sudirman-Thamrin, tetapi kualitas udara tetap memprihatinkan dan tidak membaik.
Lebih lanjut, dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya, tingkat keparahan kualitas udara di Jakarta semakin meningkat. Pada Sabtu (19/8/2023) dan Jumat (18/8/2023), indeks kualitas udara mencapai 141 dan 120. Namun, pada Kamis (17/8/2023), kualitas udara sempat menunjukkan perbaikan dengan indeks 99.
Baca Juga : Bocoran Terbaru Mengenai iPhone 15: Desain, Fitur, dan Spesifikasi
Menghadapi kondisi udara yang buruk, IQAir merekomendasikan langkah-langkah untuk melindungi diri. Masyarakat disarankan untuk menggunakan masker, menggunakan penyaring udara, menutup jendela, dan menghindari aktivitas luar ruangan.
Meskipun langkah-langkah ini dapat membantu individu melindungi kesehatan pernapasannya, tantangan besar tetap ada dalam usaha mengatasi polusi udara yang terus meningkat di kota metropolitan ini.(Red)
Discussion about this post