
Jakarta-SuaraNusantara
Presiden Joko Widodo resmi melantik Komjen Suhardi Alius sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/7/2016). Suhardi menggantikan Tito Karnavian yang menjabat sebagai kapolri. Sementara Penny menggantikan Kepala BPOM sebelumnya, Alexander Sparingga.
Keputusan pengangkatan Suhardi dibacakan lebih dulu oleh Wakil Sekretaris Kabinet. Suhardi dilantik sesuai Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 70 Tahun 2016 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. Sedangkan Penny dilantik dengan Keppres Nomor 68/TPA Tahun 2016 tentang pengangkatan pejabat pimpinan tinggi utama di lingkungan BPOM.
Pelantikan ini dihadiri antara lain oleh Ketua MA Hatta Ali, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Irman Gusman, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, dan para menteri kabinet kerja Jokowi.
Suhardi merupakan lulusan Akademi Kepolisian 1985. Sebelum menduduki posisi Kepala BNPT, dia menempati sejumlah jabatan strategis seperti Kadiv Humas Polri (2012), Kapolda Jawa Barat (2013), Kabareskrim Polri (2013) dan terakhir menjabat Sekretaris Utama Lemhannas (2015). Sedangkan Penny Kusumastuti Lukito adalah pejabat fungsional Perencana Utama di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Nama Suhardi Alius diusulkan Jenderal Tito kepada Presiden. Menurut Jenderal Tito, Suhardi Alius memiliki kecerdasan di atas rata-rata sehingga layak memimpin BNPT. “Beliau memiliki kecerdasan intelektual di atas rata-rata, beliau memiliki pemahaman tentang terorisme,” ungkap Jenderal Tito usai menghadiri acara Pelantikan Kepala BNPT dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Istana Negara, Rabu (20/7/2016).
Suhardi Alius, lanjut Tito, kerap mendapat ranking di setiap pendidikan jenjang formal Polri. Seperti pada 2011, Suhardi Alius meraih ranking dua saat mengikuti Sekolah Perwira Tinggi di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).
“Di setiap pendidikan mulai dari Akpol termasuk korspri (Koordinator Staf Pribadi) kemudian di PTIK sespati (Sekolah Perwira Tinggi) di Lemhanas juga sama saya topik kita adalah menangani terorisme tahun itu 2011 dan beliau dari 80 peserta beliau nomor dua,” ujarnya. (cipto)