Suaranusantara.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bernama Erick Thohir tengah menggenjot langkah-langkah untuk mengurangi biaya logistik di Indonesia, dengan tujuan meringankan beban dunia bisnis di dalam negeri.
Erick menjadikan upaya efisiensi sebagai prioritas utama di perusahaan-perusahaan BUMN guna mencapai tujuan tersebut.
Setelah melaksanakan serangkaian program efisiensi di empat perusahaan Pelabuhan Indonesia (Pelindo), Erick Thohir mengungkapkan niatnya untuk melanjutkan inisiatif serupa ke klaster lain, yaitu maskapai penerbangan.
Saat ini, terdapat tiga perusahaan BUMN di sektor penerbangan, yakni Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air.
Erick menjelaskan bahwa situasi saat ini menunjukkan bahwa Indonesia masih mengalami kekurangan sekitar 200 pesawat untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara.
Baca Juga :Â Sejumlah Menteri Jokowi Daftar Sebagai Caleg 2024, Ada Nama Yasonna Laoly
Angka ini dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah pesawat di Amerika Serikat dan Indonesia.
Di Amerika Serikat, terdapat sekitar 7.200 pesawat yang melayani rute domestik, dengan populasi sekitar 300 juta penduduk dan pendapatan per kapita rata-rata mencapai US$ 40 ribu.
Sementara itu, Indonesia memiliki penduduk sekitar 280 juta orang dan pendapatan per kapita sekitar US$ 4.700. Berdasarkan perhitungan tersebut, Indonesia seharusnya memiliki sekitar 729 pesawat untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara yang sesuai.
Namun, hingga saat ini Indonesia baru memiliki 550 pesawat, yang menunjukkan adanya ketidaksesuaian dalam sektor logistik.
“Jadi perkara logistik kita belum sesuai,” kata Erick pada Senin (21/8/2023).
Erick Thohir menyampaikan pandangan ini dalam acara Indonesia Cafetalk yang berfokus pada tema ‘Indonesia Diaspora Network Bersama Erick Thohir’.
Baca Juga :Â Putih Telur, Sumber Kesehatan yang Tersembunyi! Berikut Manfaatnya untuk Tubuh Anda
Acara ini diadakan di Cafe Kopi Kalyan, di mana juga dibahas mengenai solusi BNI Diaspora dari Bank Negara Indonesia (BNI).
Untuk mengatasi ketertinggalan jumlah pesawat ini, Erick mengutarakan kemungkinan adanya penggabungan antara tiga maskapai BUMN di sektor penerbangan, sebagaimana yang dilakukan dalam merger Pelindo pada sektor pelabuhan.
Hal ini diharapkan dapat memberikan dorongan dalam mengatasi permasalahan logistik di Indonesia.(Dn)
Discussion about this post