Suaranusantara.com- Dilaporkan bahwa pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (30/11/2023), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau. Sementara mata uang garuda melemah di pasar spot.
Menurut data RTI, pada pukul 09.23 WIB, IHSG berada pada level 7.058,06, menguat 0,3 persen (21,9 poin) dari penutupan sebelumnya yang berada di level 7.036,08. Saat itu, 213 saham tercatat naik, 229 saham turun, sementara 197 saham lainnya stagnan.
Nilai transaksi hingga saat itu mencapai Rp 1,5 triliun dengan volume 3,4 miliar saham. Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo, menyatakan bahwa pergerakan IHSG hari itu dipengaruhi oleh sentimen positif baik dari dalam maupun luar negeri.
Di luar negeri, pertumbuhan ekonomi Amerika pada kuartal III-2023 naik menjadi 5,2 persen, menunjukkan peningkatan pada investasi bisnis dan belanja pemerintah, namun belanja rumah tangga menurun terutama pada belanja jasa.
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 9.21 WIB rupiah berada pada level Rp 15.474 per dollar AS, atau turun 79 poin (0,51 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.395 per dollar AS.
Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, prospek pemangkasan suku bunga the Fed tahun depan dapat memberi angin segar bagi rupiah, walaupun pagi ini pergerakan rupiah negatif. Survei dari CME FedWatch Tool menunjukkan kenaikan probabilitas pemangkasan di bulan Januari, Maret dan Mei 2024.
“Peluang penguatan rupiah terhadap dollar AS masih terbuka hari ini dengan masih tingginya ekspektasi pasar soal suku bunga The Fed. Potensi penguatan hari ini ke kisaran Rp 15.350 per dollar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp 15.450 per dollar AS,” ujar Ariston
Selain itu, data indeks harga PCE (Personal Consumption Expenditure) yang dirilis semalam menunjukkan penurunan. Ini memperkuat ekspektasi pasar soal pemangkasan suku bunga acuan tahun depan meskipun data pertumbuhan PDB kuartal III-2023 direvisi naik menjadi 5,2 persen dari sebelumnya 4,9 persen.
Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga terlihat menurun ke area 4,25 persen dari sebelumnya di kisaran 4,4 persen. Indeks dollar AS masih berkutat di kisaran 102.(kml)
Discussion about this post