Bali-SuaraNusantara
Salah satu tantangan menjaga pengungsi Gunung Agung agar tidak kembali ke rumah masing-masing yang berada di zona bahaya adalah mengevakuasi hewan ternak milik mereka. Sebab selama hewan-hewan tersebut belum dipindahkan ke lokasi yang aman, banyak pengungsi terpaksa bolak-balik dari lokasi pengungsian ke rumah untuk memberi makan ternak mereka.
Karena itu, Bupati Karangasem sudah menyiapkan lahan seluas 300 hektar untuk penampungan hewan ternak milik pengungsi. “BNPB telah bekerjasama dengan Dinas Pertanian, khususnya Dirjen Peternakan untuk mempercepat proses evakuasi ternak ini,” ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei, di di posko komando Tanah Ampo, Karangasem, beberapa saat lalu.
Jumlah populasi ternak, khususnya sapi, dizona berbahaya sekitar 48.500 ekor. Sebagian sudah buru-buru dijual dengan harga murah dan sekitar 28.500 ekor dievakuasi secara mandiri oleh pemiliknya. Sampai pekan lalu, Satgas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) baru mengevakuasi sekitar 1.000 ekor sapi. Artinya, masih ada sekitar 19.000 sapi msih berada di zona merah Gunung Agung.
Kurangnya kendaraan pengangkut, menjadi salah satu sebab lambannya evakuasi terhadap hewan ternak ini. Banyak pengungsi juga enggan memindahkan hewan ternaknya. Alasannya untuk sementara mereka merasa lebih aman bila hewan ternak tetap berada di kandang.
“Kita akan berusaha agar daerah yang dinyatakan bahaya tidak ada orang yang mendekat, termasuk pengungsi yang hanya ingin memberi makan hewan ternaknya,” ujar Willem.
Untuk membantu angkutan pemindahan ternak, Willem mengaku telah berkomunikasi dengan Komandan Satgas yang diamanahkan kepada Komandan Kodim. Dilibatkannya pihak Kodim untuk menambah armada truk, termasuk personil untuk membantu pemindahan hewan ternak.
Di lain tempat, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) I Ketut Diarmita menyampaikan jika masyarakat ingin melapor untuk penyelamatan ternaknya dari ancaman erupsi Gunung Agung maka dapat menghubungi Satgas PKH di nomor 0812 3863 2084.
Diarmita menyatakan sejauh ini sudah ada bantuan dari pemerintah berupa pembuatan kandang penampungan, pakan konsentrat, obat-obatan, necktag untuk identifikasi dan air minum bagi ternak.
“Ditjen PKH juga menyediakan 1 mobil truk untuk mengangkut ternak ke tempat penampungan ternak yang telah dibuat pada area yang lebih aman,” ujarnya.
Kontributor: Ali