SuaraNusantara.com-Pemerintah Indonesia akan memperluas jaringan 5G di negara ini dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya spektrum frekuensi radio. Hal ini menjadi mungkin setelah berhasil menyelesaikan program Analog Switch Off (ASO) yang memungkinkan penggunaan spektrum frekuensi 700 MHz (low band) untuk teknologi 5G.
“Saat ini, kita sudah menyelesaikan program Analog Switch Off (ASO) sehingga spektrum frekuensi 700 MHz (low band) untuk 5G sudah bersih dan dapat dilelang. Demikian juga dengan spektrum 26 GHz (mid band) atau millimeter wave spectrum,” kata Budi Arie Setiadi, Menteri Komunikasi dan Informatika.
Pemerintah berkomitmen untuk mempercepat implementasi 5G dengan memperluas infrastruktur digital dari hulu hingga hilir. Kementerian Komunikasi dan Informatika berusaha agar spektrum frekuensi ini dapat dialokasikan kepada operator seluler dalam waktu yang sesingkat mungkin, dengan mempertimbangkan kelayakan bisnis.
Saat ini, sudah ada 49 kota di Indonesia yang telah dilengkapi dengan layanan komersial 5G. Pengembangan jaringan 5G juga sedang dilakukan di lima destinasi wisata super prioritas dan pada beberapa event internasional seperti KTT ke-43 ASEAN yang baru-baru ini berlangsung.
Budi Arie menjelaskan, “Data dari OpenSignal tahun 2023 menunjukkan bahwa kecepatan rata-rata unduhan internet hanya berkisar antara 15 hingga 22 Mbps. Dengan teknologi 5G, pengguna dapat mengalami peningkatan kecepatan tiga hingga empat kali lipat dibandingkan dengan teknologi 4G saat ini, dengan latensi yang rendah.”
Selain itu, jaringan 5G akan mendukung berbagai aplikasi seperti mobile broadband, Ultra Reliable and Low Latency, dan Massive Machine-Type Communication. Proyeksi dari hasil riset ITB, Qualcomm, dan XL (2020) menunjukkan bahwa teknologi 5G diharapkan dapat berkontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hingga mencapai Rp 2.802 triliun pada tahun 2030.
Budi Arie mengakui bahwa terdapat sejumlah tantangan dalam persiapan regulasi, termasuk izin spektrum, biaya, dan standar teknis yang mendukung ketersediaan 5G di Indonesia. Dia juga menyatakan kesiapannya untuk menerima masukan terkait insentif yang dapat diberikan kepada penyelenggara telekomunikasi untuk mendukung model bisnis yang berkelanjutan.
Ia juga mengingatkan tentang website 5gnow.id yang memperlihatkan berbagai contoh penggunaan teknologi 5G di Indonesia seperti smart manufacturing dan smart cities, dengan harapan dapat mendorong perkembangan teknologi digital 5G di Indonesia.
Discussion about this post