SuaraNusantara.com – Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati memprediksi dampak puncak ancaman El-Nino di Indonesia seperti kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau tahun 2019. Karena itu, Ia meminta masyarakat bersiap menghadapi El Nino.
“Kalau kita tidak bersiap sejak dini seberapa besar parahnya itu seperti tahun 2019. Ribuan hot spot terjadi. Titik panas, karhutla juga terjadi saat itu. Kalau kita tidak bersiap. Karena sebenarnya fenomenanya mirip itu. Seberapa parah kurang lebih seperti itu,” kata Dwikorita Karnawati Kepala BMKG, di Jakarta Selasa (18/7/2023).
Karena itu, Dwi mengingatkan deteksi dini dilakukan dari sekarang. Sehingga antisipasi karhutla akibat El Nino bisa dikecilkan.
“Namun karena kita sudah mendeteksi dini dan melakukan persiapan-persiapan tadi membasahi lahan kemudian menampung air dan memanen air sehingga diharapkan untuk pertanian itu irigasi masih tercukupi atau para petani,” tuturnya
Dwi mengatakan langkah antisipasi juga dilakukan bersama pemerintah daerah dengan turun ke lapangan bersama dinas terkait. Sehingga sosialisasi yang dilakukan dapat mengedukasi petani sawit di kawasan gambut.
“Kami mengajak para petani untuk juga ikut memahami fenomena cuaca dan beradaptasi dengan pola tanam yang sesuai dengan kondisi ini yang makin kering. Jenis tanamannnya sudah insya allah sudah disesuaikan dengan petani sehingga semoga saja produksi panennya tidak begitu terganggu,” ujarnya.
Dwi mengatakan dengan sosialisasi dan himbaun kepada petani bisa jaga lebih menjaga lingkungan. Harapannya tidak ada sumber mata air yang rusak.
“Rusaknya tuh artinya kering bukan karena musim kemarau, kering itu karena kerusakan lahan. Jangan sampai. Atau tibatiba banjir bisa saja. Karena meskipun musim kemarau kering iba-tiba ada kumpulan awan-awan hujan yang lewat khatulistiwa melintasi indonesia sehingga kita mengalami hujan lebat dibeberapa wilayah,” ujarnya.
Dwi mengatakan hujan bisa saja terjadi di tengah fenomena El-Nino. Namun hal itu hanya terjadi sesaat.
“Jadi informasi cuaca tetap harus dimonitor. Semoga tidak parah karena sudah dimitigasi,” tutupnya. (edw)
Discussion about this post